Jumat, 20 Februari 2015

Mengejar Sunset di Pantai Goa Cemara

Beranjak dari Pantai Pandansari Ane menuju ke Pantai Goa Cemara tujuannya hanya satu yaitu menikmati sunset sambil jungkir balik nyangkut di pohon cemara kemudian nggak sampai bawah lagi (lebay dikit). Ah tidak apa - apa yaw lebay dikit. Bagi yang belum membaca Pantai Pandansari, Pantai Dengan Mercusuar dan Buah Naganya silahkan membacanya terlebih dahulu yaw sob, supaya nyambung alur ceritanya.


Jarak antar dua pantai ini tidaklah terlalu jauh yakni hanya sekitar 800 meteran saja. Masih berada di lokasi yang sama Pantai Goa Cemara terletak di Dusun Patehan, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Jalan menuju pantai ini sudah sangat bagus dan lebar sekali karena jalan ini merupakan jalan yang di gadang - gadang menjadi jalan lintas pantai selatan. Saking halusnya menggoda Ane untuk tidur di tengah jalan, tapi niat tersebut Ane urungkan soalnya Ane tidak mau terlindas oleh kendaraan yang sedang lewat. Tidak terasa sampailah Ane di pintu masuk pantai. Tidak ada penarikan retribusi untuk memasuki pantai, hal ini mungkin sudah sepaket dengan tiket masuk Pantai Pandansari dan sekitarnya dan hanya Sebuah daftar tarif parkir kendaraan saja yang terpampang di pintu masuk.

Tarif parkir kendaraan
Sepanjang perjalanan setelah melewati pintu masuk yang terlihat hanyalah hamparan pohon cemara yang sangat lebat sehingga bisa dikatakan sebagai hutan cemara. Saking lebatnya pohon yang tumbuh di sini sehingga membentuk menyerupai sebuah terowongan, maka tak heran bila pantai ini dinamakan Pantai Goa Cemara.
Di kiri jalan sebelum sampai di tempat parkir kendaraan bermotor roda dua terdapat sebuah tempat parkir kendaraan bermotor roda empat. Hal ini ditandai dengan luasnya lahan parkir yang ada. Tempat parkir kendaraan bermotor roda dua sendiri terletak di persimpangan jalan dan di sinilah Ane memarkir kuda hijau Ane.

Tampak sebuah persimpangan jalan
Kondisi tempat parkir kendaraan bermotor roda dua
Walaupun untuk memasuki pantai ini dikenakan tarif yang tidak mahal, namun bukan berarti pantai ini tidak dikelola dengan baik. Terdapatnya beberapa warung penjual makanan yang tertata apik, tersedianya kamar kecil, tempat ibadah berupa mushola, sebuah pendapa yang sepertinya biasa digunakan untuk tempat berlangsungnya acara, dan camping area sebagai bukti bahwa pengelolaan obyek wisata ini sudah baik.

Tampak sebuah pendapa
Memasuki bibir pantai, pohon cemara pun masih mendominasi disini. Hembusan angin yang begitu lembut terasa sejuk ketika mengenai indera peraba Ane. Lengkap rasanya ketika sambil menunggu sunset tiba istirahat terlebih dahulu di sebuah gubug yang memang sengaja di buat untuk para pengunjung.


Pantainya cukup bersih. Tampaknya kebersihan disini sangat diperhatikan karena di sela - sela pohon cemara terdapat tempat pembuangan sampah yang sengaja disediakan untuk para pengunjung agar pantai ini tetap bersih dan sedap di pandang mata. Ane sangat Setuju dengan pengelolaannya, keren.


Sejauh mata memandang yang terlihat adalah pemandangan laut lepas dengan gelombang laut yang besar karena berbatasan langsung dengan samudera hindia. Tak heran bila ketika memasuki bibir pantai terdapat larangan berenang di laut dan nama - nama korban yang sudah menjadi korban di laut selatan. Walaupun terdapat sebuah POS SAR yang terletak di pinggir pantai bukan berarti mempersilahkan kita untuk berenang di laut.

Sebuah POS SAR berada di pinggir pantai
Papan larangan berenang di laut
Banner yang berisi nama - nama korban laut selatan
Ane sungguh senang ketika melihat di sebelah barat pantai tampak sunset yang masih malu - malu memancarkan sinarnya. Itu artinya Ane belum terlambat untuk menyaksikan terbenamnya matahari yang mungkin akan sangat eksotis.


Tidak butuh waktu lama untuk menyaksikan sunset di ufuk barat. Memang waktu itu Ane sudah agak semakin sore ketika datang kesini. Banyak pengunjung tampak sibuk mengabadikan moment yang sangat indah ini begitu juga dengan Ane. Narsis sudah Ane lakukan tanpa rasa malu - malu lagi. Kenapa harus malu karena Ane tidak merugikan orang lain dan melanggar hukum, hehe.

Ketika Sunset berada di tangan Ane
Ketika sunset sedang Ane tendang
Cukup romantis sudah ketika sambil duduk di atas sebuah kapal sambil menikmati sunset di ufuk barat dan tampak beberapa pemancing sedang memancing ikan di laut lepas.
Disini Ane sempat berfikir bahwa kalau hidup masih sendiri itu janganlah sedih, ambillah sebuah contoh dari matahari walaupun sendiri tetap bersinar dan bermanfaat bagi banyak orang walaupun akan redup juga.

Duduk santai di sebuah kapal
Sungguh sempurna sunset kali ini walaupun masih dalam musim hujan. Hari sudah semakin gelap dan kini saatnya Ane harus beranjak meninggalkan pantai untuk pulang ke rumah.


Sampai jumpa hari terang dan selamat datang hari gelap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me