Rabu, 25 Februari 2015

Museum Sonobudoyo, Museum Koleksi Barang Seni Kebudayaan (Part 3)

Puas menikmati Ruang Topeng Ane bergerak menuju Ruang Jawa Tengah yang merupakan ruang yang ketujuh dari sebelas ruang yang ada di museum. Sudah membaca postingan Ane sebelumnya yang berjudul Museum Sonobudoyo, Museum Koleksi Barang Seni Kebudayaan (Part 2) belum sob? bila belum silahkan membacanya terlebih dahulu ya supaya ceritanya nyambung.
Dahulunya Museum Sonobudoyo berada di bawah naungan Java Institute yang merupakan sebuah yayasan yang bergerak di bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali, dan Lombok. Tak heran bila koleksi yang ada di museum ini mencerminkan kebudayaan yang dimiliki oleh daerah - daerah tersebut. Salah satu yang terdapat di Ruang Jawa tengah ini adalah corak ukiran kayu yang terkenal dari Jawa Tengah, contohnya ukiran kayu seperangkat meja dan kursi dari Jepara. Selain itu terdapat juga miniatur Candi Borobudur dan jenis barang lainnya.

Corak ukiran kayu dari Jepara
Miniatur Candi Borobudur
Meninggalkan Ruang Jawa Tengah bergerak ke ruang yang ke delapan yaitu Ruang Emas. Barang - barang yang ditampilkan di sini kebanyakan terbuat dari kuningan, tembaga, dan perak.


Salah satu contoh yang terbuat dari kuningan adalah ceret. Ceret yang terbuat dari kuningan ini menggunakan teknik tempa. Ceret merupakan wadah/tempat untuk memasak air dengan cara di rebus, tetapi tidak jarang pula ceret digunakan sebagai wadah untuk memasak sekaligus menyimpan air. Pada beberapa kelompok masyarakat ceret juga dapat digunakan sebagai tempat untuk memasak ramuan obat - obatan atau jamu tradisional.



Sedangkan salah satu contoh barang yang terbuat dari perak adalah perkakas makan. Berbeda dengan perkakas makan yang biasa kita miliki pada umumnya polos, perkakas makan di sini terdapat ukiran - ukiran yang sepertinya berupa motif batik.


Keluar dari Ruang Emas Ane dihadapkan pada sebuah latar terbuka yang tidak begitu luas namun terdapat sebuah bale yang baru Ane ketahui namanya kalau bale tersebut adalah Bale Banjar dan sebuah gapura yang bercorak bali. Bale Banjar tersebut biasanya berada di dalam Kompleks Candi Bentar, sebagai tempat upacara daur hidup dan untuk bermusyawarah. Lelah sudah Ane dalam menikmati museum Sonobudoyo ini, istirahat sebentar di bale ini sambil menikmati suasana Bali yang begitu kental terasa di sini.

Gapura bercorak Bali
Bale Banjar
Ane kira petualangan Ane sudah berakhir sampai di sini, ternyata eh ternyata masih ada beberapa ruangan lagi yang harus Ane lewati. Beranjak dari bale menuju ke ruang yang ke sembilan yaitu Ruang Keris.


Ruangannya cukup kecil sehingga hanya terdapat beberapa macam saja yang ditampilkan di sini. Konon katanya di Museum Sonobudoyo ini banyak mempunyai koleksi keris ntah kenapa hanya beberapa saja yang ditampilkan di sini. Mungkin tempatnya yang tidak memungkinkan atau dengan menampilkan beberapa keris saja sudah mewakili semuanya. Tidak hanya menampilkan kerisnya saja, terdapat juga cara pembuatan keris yang ternyata tidak mudah dalam proses pembuatannya dan memakan waktu yang berbulan - bulan.

Proses pembuatan keris
"Cublak - cublak suweng, suwenge teng gelenter, mambu ketudhung gudel, pak empong orong - orong, mBok sir - sir bom - bok bok sir kate. Sir sir plek/plong dele kaplak / gosong ora enak".
Bunyi lagu di atas mengingatkan Ane akan masa bahagia kecil Ane. Tahu tidak sobat lagu tersebut? yap, lagu Permainan Cublak - cublak Suweng. Lagu di atas terdapat di ruang permainan tradisional yang terletak di sebelah selatan dari ruang keris. Selain itu terdapat juga lagu Permainan Jamuran dan Permainan Ancak - ancak Alis.
Oke deh Ane kasih satu lagi lagu yang cukup populer yaitu Lagu Permainan Jamuran. Beginilah bunyinya," Jamuran, jamuran ya ge ge thok, jamur apa ya ge ge thok, jamur, gajih mrecicil. Sak ara - ara, Semprat - semprit jamur apa?".
Sesudah bernyanyi, anak - anak bertanya pada pihak yang kalah: "Ayo, jamur apa?" 
Menarik bukan? namun sayang berbeda dengan masa kecil terdahulu, pada zaman sekarang sudah jarang dijumpai mainan - mainan tradisional tersebut. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya arus globalisasi dan kemajuan teknologi sehingga permainan yang ada sekarang relatif baru atau modern. Padahal permainan - permainan tradisional tersebut selain mengasah otak di kalangan Anak juga sebagai media belajar berkomunikasi antar anak.



Puas mengingat masa lalu perjalanan selanjuntnya menuju ke Ruang terakhir yaitu Ruang Bali. Sebelum bercerita lebih jauh, ijinkan Ane mengikuti gaya sebuah patung terlebih dahulu ya sob, hehe.


Hayo main tebak - tebakan sob, gambar di atas menggambarkan seseorang lagi melakukan apa? hayo.
Oke deh, Ane kasih tahu jawabannya: bukan sedang galau atau sedih di putusin sang pacar ya, hehe, melainkan patung tersebut menggambarkan salah satu gerakan tarian seorang penari yang mana penari tersebut tidak sadar melakukannya. 
Di ruang Bali ini Ane disuguhi berbagai kebudayaan Bali mengenai Yadnya (upacara) maupun bentuk seni pahat atau seni lukisnya. Inilah beberapa gambar yang berhasil Ane abadikan.




Puas sudah Ane dalam mengeksplorer museum ini, sebenarnya masih ada satu ruangan lagi yang bisa dikunjungi yaitu Ruangan perpustakaan yang mengoleksi berbagai literatur jawa kuno. Ane tidak mempir ke ruangan tersebut dan memilih melanjutkan perjalanan ke Mengintip Koleksi Museum Kereta Keraton Yogyakarta.

Pintu keluar museum
Bagi sobat yang kebetulan datang ke mari dan merasa lapar atau haus, jangan khawatir karena Museum Sonobudoyo ini terletak tepat di sebelah utara Alun - alun Kota Yogyakarta yang tentunya banyak tersedia warung - warung penjual makanan atau minuman. Sampai jumpa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me