Kamis, 12 Februari 2015

Candi Sari: Biara Para Biksu

Tak lengkap rasanya bila berkunjung ke Candi Kalasan tanpa mengunjungi Candi Sari. Kedua candi ini saling berkaitan. Candi Kalasan sendiri sebagai kuilnya, sedangkan Candi Sari ini adalah asramanya yang sebelumnya sudah Ane ceritakan di Candi Kalasan: Candi Budha Tertua di Jawa Tengah. Bagi yang belum membaca postingan tersebut silahkan membaca terlebih dahulu yaw sob biar nyambung ceritanya.


Beranjak dari Candi Kalasan, Ane arahkan kuda hijau Ane kesini. Dari Candi Kalasan Ane arahkan kuda hijau Ane di Jl. Yogya - Solo dan selanjutnya berbelok ke kanan yang tentunya Ane harus memutar balik terlebih dahulu. Kalau tidak memutar balik terlebih dahulu dipastikan di tilang oleh pak polisi (Ya iyalah masa mau berkendara melawan arah, hehe). Melewati kantor polisi lurus terus ke arah timur hingga akhirnya kurang lebih Sekitar 400 meter Ane menemukan sebuah gapura yang berwarna hijau terletak di kiri jalan.


Berbeloklah Ane ke kiri/utara sampai mentok kira - kira 150 meter. Ane menemui sebuah plank yang bertuliskan Candi Sari (lihat gambar paling atas). Kondisi jalan yang baik dan mulus menambah kenyamanan berkendara. Tidak dibutuhkan waktu lama untuk sampai kesini yakni kurang lebih 5 menit saja.
Berbeda dengan Candi Sari, di sini parkir kendaraan bermotor terletak di dalam kompleks Candi Sari. Sebelumnya Ane sempat bingung mencari tempat parkir untuk kuda hijau Ane. Ternyata ada warga yang melihat kebingungan Ane dan dia memberi arahan kalau Ane dan kuda hijau Ane boleh masuk di dalam kompleks Candi Sari. Parkir di sebelah utara pos penarikan retribusi Candi Sari.


Candi Sari terletak di Dusun Bendan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY. Untuk memasuki Candi ini tidak mahal sob hanya 2k saja per orang dan itu sudah dengan parkir sekaligus.


Tiket sudah di tangan dan kini saatnya Ane mengeksplorer candi Sari ini. Sebelum memasuki Ane melihat sebuah papan yang bertuliskan sejarah singkat dan penjelasan mengenai candi ini. Papan tulisan tersebut terletak di sebelah utara candi.
Sebuah Papan Tulisan Candi Sari
Yuk kita lihat dan mempelajari sejarahnya terlebih dahulu, mari. Candi ini di bangun sekitar abad 8 masehi yakni hampir bersamaan dengan Candi Kalasan. Hal ini lebih di dasarkan pada kesamaan pola hias serta keberadaan bajralepa. Candi ini merupakan salah satu yang mempunyai keunikan dari sisi arsitektur yang menampakkan bangunan bertingkat. Bangunan candi bertingkat yang lain adalah Candi Plaosan di Prambanan Jawa Tengah. Candi ini pertama kali ditemukan dalam kondisi rusak. Meski seluruh bangunan tidak menampakkan roboh sesuai gambaran H.N Sieburg di tahun 1840. 
Ah kalau belajar sejarah tanpa mengecek langsung kondisi lapangan sepertinya kurang menarik dan membosankan yaw sob? ya sudah mari kita belajar sejarah sambil mengecek langsung kondisi candi yang sesungguhnya.
Di tahun 1929/1930 Candi Sari untuk pertama kalinya di pugar meski dalam kondisi tidak sempurna yakni bagian selasar keliling bangunan, penampil pada pintu masuk serta stupa atap tidak terpasang utuh karena sisa - sisanya hilang. Mari kita cek kebenarannya.

Candi Sari sisi timur
Ane mengecek sendiri kondisi candi tersebut dan memang benar demikian adanya. Ukuran candi tersebut berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 17,3 X 10 meter dengan konstruksi bangunan bertingkat. Candi Sari hanya mempunyai sebuah pintu masuk yang langsung menuju ruangan utama yang terletak di sisi timur candi.
Pada dinding luar candi dipahatkan relief - relief Bodhisatwa sejumlah 38 buah yakni 8 buah di sisi timur, utara, dan selatan sedangkan di sebelah barat terdapat 14 buah. Relief - relief tersebut digambarkan berdiri dengan memegang bunga teratai.


Inilah bagian dinding luar candi yang dimaksud kecuali untuk kondisi candi sisi timur yang dapat dilihat pada gambar di atas.

Candi Sari sisi utara
Candi Sari sisi barat
Candi Sari sisi selatan
Berdasarkan pengamatan Ane memang benar kalau pahatan relief Bodhisatwa pada dinding luar candi di sisi timur, utara, dan selatan masing - masing mempunyai 8 buah. Namun lain halnya dengan pahatan relief Bodhisatwa yang ada di sebelah barat yaitu hanya berjumlah 12 buah. Ntahlah.
Setelah mengamati pada bagian luar candi, selanjutnya Ane bergerak menuju ke arah dalam.

Pintu masuk Candi di sisi timur
Candi ini terbagi menjadi 3 ruangan dimana sebuah ruangan utama dan dua buah ruangan yang terletak di samping kanan dan kirinya. Dengan adanya pembagian ruang - ruang ini menandakan kalau Candi Sari ini dahulunya di pakai sebagai Biara para Bhikku. Masing - masing ruangan dihubungkan dengan pintu masuk.

Pintu masuk penghubung antar ruangan
Sepertinya Candi Sari ini dahulu terdiri dari dua atau tiga lantai. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya lubang - lubang di dinding bagian dalam yang diperkirakan di pakai untuk menempatkan ujung balok kayu.


Eitz, jangan beranjak dulu dari tempat ini. Coba lihat di atas Ane itu terdapat sebuah CCTV lo sob. Tetapi apakah CCTV tersebut berfungsi? yang jelas CCTV ini bukan bawaan candi dari zaman dahulu lo ya. Tidak mungkin kan kalau dahulu sudah ada CCTV, hehe. Mari kita lihat lebih detail lagi.

Sebuah CCTV yang ada di candi
Di bagian bilik bawah pada dinding utara dan selatan terdapat sebuah relung yang dihiasi dengan kalamakara.


Selain sebuah relung yang dihiasi dengan kalamakara, jendela yang terdapat di candi ini pun dihiasi dengan kalamakara juga.


Cukup sudah Ane menjelajah bagian dalam candi. Sehubungan sudah agak lelah Ane beristirahat sejenak di halaman luar candi sebelum melanjutkan perjalanan lagi. Sejauh mata memandang menurut Ane halaman luar candi kurang lebih mirip dengan apa yang ada di Candi Kalasan. Rumput tanah lapang yang mengelilingi candi serta sisa - sisa reruntuhan candi yang diletakkan di sebelah timur dan utara candi.

Rumput tanah lapang
Sisa - sisa reruntuhan candi
Sisa - sisa reruntuhan candi lebih detail
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua siang, itu artinya Ane harus istirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan. Tidak jauh dari Candi Sari terdapat sebuah masjid dengan kubah yang berwarna - warni. Masjid itulah pilihan Ane sebagai tempat istirahat.
45 menit berselang Ane sempat bingung mau melanjutkan perjalanan atau putar balik pulang ke rumah. Hal ini dikarenakan cuaca yang agak tidak bersahabat yaitu mendung. Namun apa boleh buat sudah sampai di sini dan sebentar lagi sampai di tujuan Ane yang terakhir yaitu Candi Plaosan Lor.
Dekat tekad bulat akhirnya Ane melanjutkan perjalanan ke Candi tersebut. Sampai ketemu di cerita Candi Plaosan Lor ya sob. Sampai jumpa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me